Tentara Mataram, seperti dituliskan dalam sejarah, tidak hanya melancarkan serangan dari arah lautan, namun juga mengepung kota dari arah selatan. Tentara Mataram menggunakan Tanah Abang sebagai pangkalan karena konturnya yang berbukit-bukit dengan genangan rawa-rawa di sekitarnya, yang mengalir ke Kali Krukut. Kawasan itu bertanah merah, atau abang dalam bahasa Jawa. Diperkirakan dari sana nama itu muncul.
Kawasan itu juga dikenal sebagai kawasan perdagangan ketika itu. Tingginya aktivitas ekonomi di kawasan itu mendorong Justinus Vinck, seorang pengusaha sukses, mulai membangun Pasar Tanah Abang dan Pasar Weltevreden, yang kemudian dikenal dengan Pasar Senen pada 1735. Bangunan awal Pasar Tanah Abang sangat sederhana, bilik-bilik dibuat dari bambu. Seiring perkembangan zaman, perbaikan dan peremajaan terus dilakukan. Peremajaan terakhir dilakukan pada 1975.
Setelah terjadi kebakaran pada tahun 2003, hampir seluruh kios-kios di pasar Tanah-abang hangus terbakar. Sisa bangunan yang masih berdiri tinggal Blok B, C dan D, sedangkan blok A sudah tidak layak pakai lagi langsung dirobohkan. Kemudian setahun kemudian menyusul Blok B, C, dan D yang pondasinya juga sudah tidak kuat lagi juga di robohkan. Ditempat inilah mulai didirikan Blok A yang selesai pada tahun 2005, dan Blok B yang selesai akhir tahun ini 2010. Pasar Blok A dan B ini sudah merupakan pasar modern yang menyerupai mal mal lain, full AC, parkir luas dan gedung bertingkat tinggi dengan mengedepankan faktor kenyamanan dan keamanan.
Hasil wawancara:
Debbie: selamat siang pak saya mahasiswi dari Universitas Gunadarma, ingin meminta sedikit waktu untuk wawancara pak, boleh?
Pedagang: iya silahkan
Debbie: boleh tau pak nama bapak siapa?
Pedagang: nama saya bapak wawan.
Debbie: disini bapak penjual atau pembeli? Kalau penjual, bapak menjual apa?
Pedagang: saya penjual. Saya menjual baju grosiran.
Debbie: sudah berapa lama bapak berjualan disini?
Pedagang: kira kira sudah 13 tahunan lebih.
Debbie: apa rumah bapak dekat sini?
Pedagang: iya dekat, kira kira 20 menit kalau jalan kaki.
Debbie: baik pak terimakasih atas waktu nya, selamat siang
Pedagang: iya siang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar