Medan, (Analisa)
UNESCO melakukan penilaian terhadap pengembangan sumber daya budaya dan wisata di Pulau Nias. Proses penilaian dilakukan pada September 2006 yang mengambil fokus wilayah di Desa Bawomataluo Teluk Dalam Nias Selatan. Setelah penilaian tersebut, Desa Bawomataluo dipilih menjadi desa percontohan.
Demikian terungkap dalam acara Stakeholders Meeting Nias Cultural Heritage Development di Gedung Rektorat Universitas Sumatera Utara (USU), Jumat (25/5).
Dalam acara ini hadir Gubernur Sumut yang diwakili Kepala Bapedaldasu Prof Syamsul Arifin SH MH, Deputy Director UNESCO Jakarta Han Qunli, Ketua Harian Komisi UNESCO Indonesia Dr Arief Rachman, Bupati Nias Selatan Fahuwusa Laia, Kepala Penelitian Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Junus Satrio Atmojo dan Kepala BRR Perwakilan Nias William P Sabandar.
Deputy Director UNESCO Jakarta Han Qunli menyatakan, hasil penilaian yang dilakukan UNESCO dan ICOMOS (International Council on Monument and Site) antara lain menyebutkan pembangunan pariwisata budaya mestilah menjadi bagian terpadu dalam perencanaan dan program pembangunan pemerintah pada tingkat nasional, regional dan lokal.
WARISAN DUNIA
Selain itu, penilaian juga juga menyatakan Pulau Nias memiliki potensi untuk masuk ke dalam Daftar Warisan Dunia. Pulau ini memiliki saujana budaya di mana nilai-nilai tradisi masih terwujud kuat dalam bentuk hubungan antar sosial, lingkungan geografis, artefak kebudayaan dan lainnya yang menjadi sebuah proses yang utuh.
“Hingga kini budaya tradisional di Pulau Nias masih melekat dalam kehidupan masyarakat. Tak heran bila situs-situs megalit dan artefak, perkampungan tradisional, kekayaan bahasa, kerajinan tanggan dan arsitektur tradisional masih terdapat di pulau tersebut,” sebutnya.
Lebih lanjut dikatakannya, upaya perlindungan terhadap pelestarian warisan lingkungan hidup dan budaya menjadi hal penting yang harus diperhatikan pemerintah dan lembaga non pemerintah.
Program-program pemetaan budaya, pemberdayaan hubungan masyarakat dan pelestarian sumber daya harus menjadi bagian terpadu dari rencana pembangunan pariwisata budaya di Pulau Nias.
Untuk itu, UNESCO-ICOMOS bekerjasama dengan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Program Pasca Sarjana Arsitektur USU dan UNDP Jakarta menggelar pertemuan multipihak untuk pembangunan warisan kebudayaan Nias. (msm)
Sumber: Analisa Daily, 26 Mei 2007
Jumat, 27 April 2012
penjual dan pemilik usaha kain, Mulyadi
Pada kali ini saya mewawancarai pedagang sekaligus pemilik dari toko kain di Tanah Abang. Bapak Mulyadi yang asal nya memang dari Jakarta tinggal di Jalan Kebon Dalem keluarahan Kampung Bali RT 04 RW 06 no 19 E yang lahir di Tanah abang memang bertujuan untuk menyambung hidup dalam mendirikan usaha kain ini. Beliau yang mengurus mulai dari pencarian barang sampai proses penjualan. Di daerah nya, memang hampir semua kerabat nya adalah seorang pedagang sama seperti dirinya. Hubungan dengan kerabat nya memang tidak selalu mulus nyata nya di tanah abang kebanyakan pelaku bisnisnya hampir semuanya tidak menyenangkan, tapi sampai sekarang saya baik baik saja" ini tidak menyenangkan gara gara para pelaku bisnisnya pada lalai dalam hal pembayaran.
Langganan:
Postingan (Atom)